BAB I
PENDAHULUAN
Suatu perusahaan tentu
harus mampu
menjaga hubungan dengan komunitas di sekitar perusahaan karena mereka
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu hubungan yang
harus
dibina oleh PR dalam suatu perusahaan adalah hubungan dengan komunitas
(community relations). Reputasi perusahaan tergantung pada bagaimana
perusahaan
itu diterima oleh masyarakat setempat di mana perusahaan itu berada.
Perubahan lingkungan
senantiasa terjadi terus menerus dalam proses perkembangan suatu negara
yang
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan dan
tata
ekonominya. Dengan berkembangnya pembangunan terjadi banyak perubahan
baik
perubahan fisik maupun non fisik. Perubahan non fisik ditandai dengan
berubahnya pola kehidupan, pola pikir, selera, keinginan dan kebutuhan
konsumen. Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat
sekarang
ini, limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi
membuat konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul
dalam
persaingan, salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan
kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya dimana
salah
satu wujudnya adalah melalui periklanan. Periklanan
dilakukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan,persepsi, makna,
kepercayaan, sikap, dan citra konsumen yang berkaitandengan produk atau
merek.
Seiring dengan pesatnya perkembangan danbanyaknya perusahaan yang
memanfaatkan
iklan sebagai sarana komunikasi,maka iklan perlu dirancang sedemikian
rupa
sehingga mempunyai daya tarikyang dapat berupa daya tarik perasaan dan
emosi.
Melihat kondisi
tersebutmenyebabkan para pelaku bisnis semakin dituntut untuk mempunyai
strategiyang tepat dalam memenuhi target volume penjualan.
Mengingatperkembangan teknologi yang makin dinamis, manusia dituntut
dengan
cepatdan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Iklan yang di tayangkan media televisi membentuk pernyataan
sikap
konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian. Pembentukan sikap
terhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi, perasaan dan kepercayaan
konsumen terhadap iklan. Sikap terhadap iklan ini diawali cara konsumen
berfikir mengenai sebuah Iklan . Sikap terhadap iklan (afektif)
merupakan cara
konsumen merasakan hal tersebut. Assael (2001 : 368) mendefinisikan
sikap
terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik
atau tidak baik terhadap iklan tertentu.
PERMASALAHAN
Didalam
dunia usaha persaingan sangatlah tidak menjadi hal tabu lagi di dalam
masyarakat mencipatakan strategi baru dan inovasi – inovasi terhadap
produknya,
namun tidak dipungkiri juga ada hal lain yang juga sangat penting untuk
memajukan produk tersebut yaitu komunikasi pemasaran yang mempelajari
tentang
bagaimana komunikasi yang baik dan benar agar menarik pelanggan dan
tidak itu
juga dalam komunikasi pemasaran juga dibahas bagaimana kita berinteraksi
dengan
pelanggan, secara langsung maupun tidak langsung, dan pengaruh
lingkungan juga
sangat perlu dipikirkan dalam komunikasi pemasaran, pengaruh lingkungan
makro
maupun mikro, fisik maupun non firik.
1. Bagaimana peran komunikasi pemasarn?
2. Bagaimana lingkungan komunikasi pemasaran yang berubah dan pengaruhnya?
BAB II
PEMBAHASAN
Peran Komunikasi
Pemasaran
Komunikasi
pemasaran adalah sarana di mana perusahaan berusaha
menginformasikan,membujuk,
dan mengingatkan konsumen – konsumen langsung maupun tidak langsung,
tentang
produk dan merk yang dijual. Intinya komunikasi pemasaran
merepresentasikan
“suara” perusahaan dan mereka serta merupakan sarana di mana perusahaan
dapaat
membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.
Komunikasi
pemasaran juga melaksanakan banyak fungsi bagi konsumen. Komunikasi
pemasaraan
dapat memberitahukan dan memperlihatkan kepada konsumen tentang
bagaimana dan
mengapa produk itu digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan
kapan.
Konsumen dapat mempelajari tentang siapa yang membuat produk dan apa
tujuan
perushaan dan merek, dan merreka bisa ,mendapatkan insentif atau
penghargaan
atas usaha percobaan atau penggunaaan tersebut. Komunikasi pemasaran
memungkinkan perusahaan menghubungkan merek mereka dengan orang lain,
tempat,
acara, merek, pengalaman, perasaan, dan hal lainnya. Mereka dapat
kontribusi
pada ekuitas merek, dengan menanamkan merek dalam ingatan dan
menciptakan citra
merek, serta mendorong penjualan dan
bahkan mempengaruhi nilai pemegang saham. Lingkungan Komunikasi
Pemasaran Yang Sedang Berubah Meskipun
komunikasi pemasaran bisa memainkan sejumlah peran penting, mereka harus
melakukannya
dalam lingkungan komunikasi yang semakin keras. Teknologi dan faktor –
faktor lain
telah sangat mengubah cara konsumen memperoses komunikasi, dan bahkan
jika
mereka tidak memilih untuk memprosesnya sama sekali. Difusi cepat
koneksi
Internet broadband yang kuat, perekam
video digital yang dapat menghilangkan iklan, telepon seluler
mulyifungsi, dan
pemutar musik dan video portabel mendorong pemasar memikirkan kembali
sejumlah
praktik tradisional mereka.
Perubahan
dramatis ini menunggu efektivitas media massa. Pada tahun 1960, procter
dan
gamble dapat menjangkau 80% wanita AS dengan satu iklan komersial Tide
sepanjang 30 detik yang disiarkan segera hanya di tiga jaringan TV:NBC,
ABC,
dan CBS. Saat ini, iklan yang sama harus disiarkan di 100 saluran untuk
menghasilkan pencapaian pemasaran ini, dan bahkan, iklan tersebut
menanggung
resiko “dihilangkan” oleh konsumen yang dipersenjatai dengan perekam
video
digital atau DVR (disebut juga perekam video pribadi atau PVR). Jadi
meskipun
90% pengeluaran iklan global P&G adalah TV pada tahun 1994, salah
satu
peluncuran mereknya yang paling berhasil dalam sejarah, untuk Prilosec
OTC pada
tahun 2003, hanya mengalokasikan sekitar seperempat pengeluarannya untuk
iklan
TV.
Dua
kekuatan dituding sebagai penyebab penurunan dari sarana pembidik
sasaran
pemsaran konsumen yang dulunya paling kuat. Yang pertama adalh
terpecahnya
pemirsa AS dan, dengan keajuan trknologi digital dan internet, media
yang kini
digunakan untuk menjangkau mereka. Peringkat waktu utama dan sirklus
menurun
sejak tahun 1970-an. Kemudian, ledakan pilihan media dan hiburan , dari
urusan
TV kabel dan stasiun radio serta ribuan majalah dan majalah web sampai
situs
web, blog, permainan video, dan layar telepon seluler yang tak
terhitung.
Konsumen tidak hanya mempunyai pilihan tentang bagaimana dan apakah
mereka
ingin menerima konten komersial.
Kekuatan
kedua inilah yang memukuil iklan spot 30 detik. DVR memungkinkan
konsumen
menghilangkan ikla komersial dengan menekan tombol fast-doward.
Diperkirakan 40 % sampai 50% rumah tangga AS mempunyai
DVR pada tahun 2010, dan mereka yang menggunakan DVR, antara 60% sampai
70% dan
menekan tombol fas-foward untuk
melewatkan iklan (yang laiinya menyukai iklan, tidak keberatan, atau
tidak
terganggu). Internet bahkan lebih mengancam, dengan penetrasi 200 juta
pengguna
di AS yang dapat memilih apakah mereka akan menonton iklan dengan
mengklik satu
ikon. Untuk semua alasan ini dan alasan lainnya, McKinsey memproyeksikan
bahwa
tahun 2010, efektivitas TV tradisional hanya sepertiga efektifitas iklan
pada
tahun 1990.
Akan
tetapi, meski beberapa pemsar menghindari media tradisional, mereka
masih
menghadapi tantangan. Kerumunan iklan tidak terkendali, dan tampaknya
semakin
sering konsumen tidak meyukai daya tarik pemasaran, semakin sering
pemasar
berusaha menghubungi mereka. Rata – rata penduduk kota kini terpapar
3.000
sampai 5.000 pesan iklan per hari. Telur disupermarket distampel dengan
GBS;
lantai kereta bawah tanah dihiasi nama Geico; kotak masakan cina
memperomosikan
Continental Airlines; dan USAirways menjual iklan dikantung mabuknya.
Iklan di
hampir semua media dan bentuk semakin banyak, dan beberapa konsumen
merasa
iklan tersebut semakin invasif.
Pengaruh Komunikasi
Pemasaran
Pengaruh
komunikasi pemasaran cara dimana merek dibentuk tidak menjadi masalah.
Dengan
kata lain, jika konsumen mempunyai asosiasi merek yang kuat,
menyenangkan. Dan
unik tentang sebaru dengan konsep “luar ruang”, “aktif”, dan “kasar”.
Karena
paparan iklan TV yang memperlihatkan mobil itu berkendara melalui lereng
bertubu pada berbagai waktu dalam setahun, atau karena fakta bahwa
Subaru
mensponsori acara ski, kayak, dan speda gunung, dampaknya pada ekuitaa
merek
Subaru akan identik.
Namun
kegiatan komunikasi pemasaran ini harus diintregasikan untuk
menghantarkan
pesan yang konsisten dan mencapai positioning startegis. Titik awal
dalam
perencanaan komunikasi pemasaran adalah audit pada semua interaksi
potensial
yang ditemui pelanggan dalam pasar sasaran dengan perusahaan dan semua
produk
dan jasanya. Misalnya seseorang yang tertarik membeli komputer laptop
baru
mungkin berbicara kepada orang lain, melihat iklan TV, membaca artikel,
mencari
informasi di internet, dan melihat – lihat laptop di toko.
Pemirsa harus menilai pengalaman dan
kesan yang paling memengaruhi setiap tahap proses pembelian. Pemahaman
ini akan
membantu mereka mengalikasikan dan komunikasi dengan lebih efisien
sertamerancang dan mengimplementasikan program komunikasi yang benar.
Dipersenjatai dengan pandangan ini, pemasar dapat menilai komunikasi
pemasaran
menurut kemampuannya mempengaruhi pengalaman dan kesan, membangun
ekuitas
merek, dan mendorong penjualan merek. Misalnya seberapa baik kampanye
iklan
yang direncanakan berkontribusi terhadap kesadaaran atau menciptakan,
mempertahankan, atau memperkuat asosiasi merek? Apakah pensponsoran
menyebabkan
konsumen mempunyai penilaian merek dan perasaan yang lebih menyenangkan?
Sampai
seberapa dalam promosi mendorong konsumen membeli klebih banyak produk?
Pada
premi harga berapa?
Dari
perspektif pembentukan ekuitas merek, pemasar harus “netral media” dan
mengevaluasi semua kemungkinan opsi
komunikasi menurut kriteria efektivitas (seberapa baik komunikasi itu
bekerja)
dan juga pertimbangan efisiensi (seberapa besar biayanya). Pandangan
kegiatan
pembangunan merek yang luas ini terutama relevan ketika pemasar
memperhitungkanstrategi untuk meningkatkan kesadaran merek.
Lingkungan
pemasaran merupakan komponen kekuatan diluar aspek pemasaran yang dapat
mempengaruhi kemampuan manajemen dalam membangun dan memelihara hubungan
dengan
pelanggan yang terdiri dari lingkungan eksternal (makro) dan lingkungan
internal (mikro) (Amstrong, 2006:60). Perusahaan harus mengetahui
kebutuhan dan
trend atau peluang yang belum terpenuhi.
Perubahan
lingkungan senantiasa terjadi terus menerus dalam proses perkembangan
suatu
negara yang secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi kehidupan dan tata
ekonominya. Dengan berkembangnya pembangunan terjadi banyak perubahan
baik
perubahan fisik maupun non fisik.
Perubahan non fisik ditandai dengan berubahnya pola kehidupan, pola pikir, selera, keinginan dan kebutuhan
konsumen. Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat
sekarang ini, limpahan informasi dan
terbukanya peluang untuk mengakses informasi
membuat konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat
unggul dalam persaingan, salah satu
jalan yang dit empuh oleh perusahaan adalah dengan kemampuan mengelola
dan
menyampaikan informasi kepada
konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui periklanan. Periklanan dilakukan untuk mempengaruhi
perasaan, pengetahuan, persepsi, makna, kepercayaan, sikap, dan citra
konsumen
yang berkaitan dengan produk atau merek.
Seiring dengan pesatnya perkembangan dan banyaknya perusahaan yang
memanfaatkan
iklan sebagai sarana komunikasi, maka iklan perlu dirancang sedemikian
rupa
sehingga mempunyai daya tarik yang dapat berupa daya tarik perasaan dan
emosi.
Pemasar harus mengetahui bagaimana pengaruh setiap lingkungan baik fisik
,
sosial , mikro dan makro yang semuanya berpengaruh bagi strategi
pemasaran baik
secara langsung maupun tidak langsung
.
Model proses
komunikasi
Model Makro
Proses Komunikasi
Model makro adalah
model komunikasi yang terdiri dari
sembilan elemen. Dua elemen sebagai pihak utama yaitu pengirim dan
penerima.
Dua elemen lainnya merepresentasikan alat komunikasi utama yaitu pesan
dan
media. Empat elemen merepresentasikan fungsi komunikasi utama yaitu
penyandian,
pengartian, respons, dan umpan balik. Elemen terakhir adalah gangguan
yang
dapat menganggu proses komunikasi.
Model Mikro
Respons Konsumen
Model mikro
komunikasi pemasaran berkonsentrasi pada
respons spesifik konsumen terhadap komunikasi. Ada empat model hirarki
respons
klasik yaitu AIDA, Hirarki Pengaruh, Inovasi-adopsi, dan Komunikasi.
Semua
model mengasumsikan bahwa pembeli melewati tahap kognitif, afektif dan
perilaku.
- Kesadaran : Jika sebagian besar konsumen sasaran tidak menyadari produk, tugas komunikator adalah membangun kesadaran dengan memperkenalkan produk dengan informasi awal seperti nama produk.
- Pengetahuan : Informasi lebih dalam mengenai produk. Konsumen sasaran mungkin memiliki kesadaran tapi tidak tahu banyak tentang produk. Pengetahuan sangat penting untuk diberikan kepada sasaran agar informasi yang dimiliki sasaran tentang produk menjadi lengkap.
- Rasa suka : Jika konsumen sasaran mengetahui merek, apa yang mereka rasakan tentang merek tersebut? Dalam hal ini komunikator harus bisa membangkitkan rasa suka konsumen sasaran terhadap produk.
- Preferensi : Konsumen sasaran mungkin menyukai produk, tetapi tidak lebih baik dibandingkan produk lain. Komunikator harus berusaha membangun preferensi konsumen dengan membandingkan kualitas, nilai, kinerja, dan fitur lain terhadap pesaing.
- Keyakinan : Komunikator harus membangun dan memperkuat keyakinan dan minat konsumen sasaran untuk membeli.
- Pembelian : Konsumen sasaran memiliki keyakinan dan minat yang kuat, namun tidak cukup tergerak untuk membeli.
Komunikator harus
mengarahkan konsumen agar mengambil
langkah terakhir untuk membeli dengan cara menawarkan produk dengan
harga
terjangkau, menawarkan premi, atau membiarkan konsumen mencoba produk.
Mengembangkan
Komunikasi Efektif
Ada delapan langkah
dalam mengembangkan komunikasi
yang efektif.
- Mengidentifikasikan pemirsa atau konsumen sasaran : menganalisa pembeli potensial produk perusahaan dan menetapkan target konsumen.
- Menentukan tujuan komunikasi : kebutuhan kategori, kesadaran merek, sikap merek, maksud pembelian merek.
- Merancang komunikasi : strategi pesan, strategi kreatif, sumber pesan, adaptasi global.
- Memilih saluran komunikasi.
1. Saluran komunikasi
pribadi :
dua orang atau lebih berkomunikasi tatap muka, antara seseorang dengan
pemirsa,
melalui telepon atau melalui e-mail.
2. Saluran komunikasi
nonpribadi :
komunikasi yang diarahkan ke lebih dari satu orang dan meliputi media,
promosi
penjualan, acara dan pengalaman, serta hubungan masyarakat.
- Menetapkan total anggaran komunikasi pemasaran : metode terjangkau, metode persentase penjualan, metode paritas kompetitif, metode tujuan dan tugas.
- Memutuskan bauran komunikasi pemasaran (marketing mix).
- Mengukur hasil komunikasi : mengukur dampak pesan yang dikomunikasikan terhadap konsumen sasaran dan umpan balik yang diterima.
- Mengelola proses komunikasi pemasaran terintegrasi : mengkoordinasikan media, mengimplementasikan IMC (Integrated Marketing Communication) atau komunikasi pemasaran terpadu.
Hubungan
Masyarakat
Hubungan
masyarakat merupakan fungsi manajemen yang terncana dan berkelanjutan
melalui
organisasi dan lembaga swasta atau publik (public)
untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang
terkait
atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara
mereka.
Humas dapat menjaga kredibilitas organisasi tetap tinggi, menjangkau
pihak
–pihak yang menghindari wiraniaga atau iklan, mendramatisasi suatu
perusahaan
atau produk tertentu serta menjalin hubungan dengan media massa.
Kegiatan
hubungan masyarakat meliputi : hubungan pers, publisitas produk,
komunikasi
korporat, melobi, dan konseling. Pekerjaan seorang humas adalah tugas –
tugas
yang dilakukan petugas humas dalam mempromosikan pengertian dan
pegetahuan akan
seluruh fakta – fakta tentang runtutan situasi atau sebuah situasi
dengan
sedemikian rupa sehingga mendapatkan simpati. Pekerjaan humas memliki
fungsi
memebrikan penerangan, melakukam persuasi, menyatukan sikap dan prilaku
dengan
sikap dan perbuatan masyarakat. Tujuh puluh persen dari kegiatan
soeorang humas
berhubungan dengan tulis – menulis.
Peneliti
telah menunjukan bahwa konsumen sering mendasarkan keputusan pembelian
mereka
pada reputasi perusahaan, sehingga humas dapat memiliki dampak
signifikan pada
penjualan perusahaan dan pendapatan. Humas dapat menjadi bagian efektif
dari
strategi pemadaran perusahaan secara keseluruhan. Menyadari kondisi
tersebut
humas memaksimalkan upaya tugas – tugasnya secara operasional dalam 3
bentuk :
publikasi, penyusunan program acara, dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan
banyaknya tugas humas, strategi humas menjadi langkah menentukan sebagai
langkah untuk keberhasilan tugas humas. Acuan strategi ,menentukan
sebagai
langkah untuk keberhasilan humas. Acuan strategi utamanya mengarah pada
membuaat
agar organiasi disukai oleh para pemangku kepentingan (stakehorder)
yang menimbulkan citra positif. Upaya pengarahan
opini yang beragam dengan mengubah citra organiasi menjadi positif
merupakan
inti akhir arah humas. Strategi dalam komunikasi dua arah dengan langkah
–
langkah :
- Melibatkan analisis dan penelitian
- Pembentukan kebijakan yang dibangun di atas dasar langkah pertama
- Bagaimana strategi dan taktik diuraikan,
- Komunikasi aktual dengan publik yang ditargetkan
- Umpan balik terhadap organisasi, dan menilai dan mengevaluasi
Hubungan
masyarakat dalam praktik komunikasi merupakan perwujudan dari produk
humas,
yang secara operasional merupakan bentuk kegiatan – kegiatan nyata dan
meliputi
upaya melakukan hubungan karyawan, hubungan keuangan, hubungan
komunitas,
penanganan krisis komunikasi, hubungan
kepentingan umum/publik, pendidikan konsumen, dan hubungan
pengembangan
internet.
Stakholder
Stakeholders adalah
setiap kelompok yang berada di dalam maupun luar
perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan perusahaan.
Stakeholders bisa
berarti pula setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan.
Penulis
manajemen yang lain menyebutkan bahwa stakeholders terdiri atas berbagai
kelompok penekan (pressure group) yang mesti di pertimbangkan
perusahaan.
Stakeholders
ini secara umum bisa di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang di
dalam
perusahaan atau di sebut internal stakehoders dan yang berada di luar
perusahaan yang di sebut external stakeholders
Stakeholders Internal
|
Stakeholders External
|
1. Pemegang saham
2. Manajemen dan Top
Executive
3. Karyawan
4. Keluarga Karyawan
|
1. Komsumen
2. Penyalur
3. Pemasok
4. Bank
5. Pemerintah
6. Pesaing
7. Komunitas
8. Pers
|
BAB III
BEDAH KASUS PERMASARAN ALA PEMERINTAH?
BEDAH KASUS PERMASARAN ALA PEMERINTAH?
Lembaga-lembaga
publik, khususnya pemerintah memiliki beragam cara dan metode untuk
mengomunikasikan program dan citra lembaganya kepada publik dan
masyarakat
luas. Saat ini banyak strategi dan program komunikasi disusun sendiri
ataupun
dengan bantuan pihak ketiga yang diarahkan untuk mengedukasi publik.
Beberapa
produk telah bisa dilihat oleh publik dan masyarakat luas dalam bentuk
iklan,
advetorial, features, dan kegiatan komunikasi langsung. Mungkin bagi
sebagian
pihak hal inilah yang dimaknai sebagai bagian dari pemasaran ala
pemerintah (government
marketing).
Terlepas
dari definisi dan kegiatan lainnya. Kegiatan dalam pemasaran ala
pemerintah
tentu tak bisa mengabaikan komunikasi publik. Komunikasi publik
merupakan
istilah lain dari kampanye publik yang menggunakan media, pesan,
mengorganisasikan akitivitas komunikasi demi tercapainya tujuan individu
atau
kelompok tertentu dalam satuan waktu tertentu (Liliweri, 2008).
Rancangan
aktivitas tersebut bertujuan mempengaruhi perubahan persepsi dan sikap
individu, kelompok, atau masyarakat. Untuk memaksimal peluang mencapai
sukses
komunikasi publik maka para perancang mengkoordinasikan pemanfaatan
media
dengan komunikasi antarpersonal, atau memanfaatkan saluran komunikasi
yang
berbasis pada komunitas.
Ciri
spesifik komunikasi publik adalah perhatian penting pada konteks public
affairs. Artinya, setiap rencana dan aktivitas dalam komunikasi
publik
harus dapat didayagunakan untuk memecahkan masalah sosial –
kemasyarakatan,
yang sebagian besar kebijakannya dipegang oleh pemerintah, maupun sektor
swasta. Secara sederhana, komunikasi publik merupakan ancangan sebuah
sistem
komunikasi sosial yang bisa didayagunakan untuk memecahkan kompleksitas
masalah
sosial akibat perkembangan sistem informasi.
Tak
Sekadar Sebarkan Informasi
Penyampaian
informasi dalam kerangka pemasaran ide dan program pemerintah, apalagi
kepada
publik yang relatif beragam, bukanlah hal yang mudah. Ibarat gunung es,
begitu
banyak faktor yang mempengaruhi proses komunikasi. Oleh karena itu
diperlukan
strategi dan cara pendekatan khusus dalam kegiatan komunikasi terhadap
publik.
Pendekatan
pemasaran sosial saat ini banyak digunakan sebagai cara dan strategi
untuk
melakukan perubahan perilaku masyarakat atau komunitas. Banyak pihak
mengakui
pendekatan pemasaran sosial sanagt efektif karena menggunakan bahasa
target khalayak/publik untuk menggugah keyakinan berdasarkan
pengetahuan.
Pemasaran
sosial dipandang tak jauh berbeda dibandingkan dengan bidang pemasaran,
yang
merupakan akar asal-usul pemasaran sosial. Namun, “memasarkan” gagasan
tentu
lebih kompleks dibandingkan dengan memasarkan produk/jasa. Sebab
dibutuhkan
pemahaman saat menerapkan langkah-langkah atau strategi pemasaran
sosial,
terutama dengan melakukan riset sosial dan kajian.
Hal
tersebut perlu dilakukan agar hasilnya akan menjadi lebih terkoordinasi
dan
terintegrasi saat melangkah lebih jauh, yaitu dalam upaya menyusun
kebijakan
sosial. Menurut Linda D. Ibrahim perbedaan yang prinsip terletak pada
tambahan
“2 P” pada marketing mix bisnis yang hanya terdiri dari “4 P (Product,
Price,
Place, and Promotion)”, yaitu, partnership (kemitraan) dan
policy (kebijakan).
Komunikasi
publik dan pemasaran sosial dapat bertemu pada dua hal, yaitu, public
communication of public interest dan involving public (Public
Communication
Campaigns”, Ronald E. Rice & Charles K. Atkin, Sage,
2000). Jadi, keduanya merupakan upaya komunikasi publik untuk
menyuarakan
kebutuhan masyarakat dan sifatnya melibatkan masyarakat. Keduanya tak
terpisahkan dan saling mempengaruhi.
Pemasaran
sosial atau social marketing adalah aplikasi dari teknik
pemasaran
bisnis ke dalam analisis, perencanaan, eksekusi, dan evaluasi
program-program
organisasi nirlaba yang telah didisain berdasarkan target individual
dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan personal, serta memenuhi kebutuhan
manusia
secara sensitif dan memuaskan.
Pemasaran
sosial mengkombinasikan elemen-elemen terbaik dari pendekatan
tradisional untuk
perubahan sosial dalam perencanaan yang terintegrasi dan kerangka
tindakan dan
mempergunakan teknologi komunikasi yang maju dan ketrampilan pemasaran
(Kotler dan Roberto, 1989).
Mainkan
Peran Media Massa
Pada
dasarnya, media mempunyai sifat memperluas isolasi moral dari lingkungan
sekaligus mengasingkan orang dari realitas personalnya. Hal ini
diakibatkan
bahwa apa saja yang disajikan media merupakan hasil rekonstruksi (second
hand
reality) peristiwa-peristiwa yang tengah berlangsung dalam
masyarakat.
Lewat
konstruksi realitas yang dilakukan oleh media massa secara teoritis ada
tiga
posisi media dalam mempengaruhi isu atau konflik sesuai konteks sosial
yang
berkembang, termasuk isu-isu atau konflik yang ada dalam media. Pertama,
sebagai issue intensifier, yaitu memunculkan atau mempertajam isu
atau
konflik. Dengan posisi sebagai intensifier, media mem-blow up realitas
yang
jadi isu sehingga seluruh dimensi isu menjadi transparan.
Kedua,
sebagai conflict deminisher, yakni media menenggelamkan isu atau
konflik. Secara sengaja media meniadakan isu tersebut, terutama bila
menyangkut
kepentingan media bersangkutan, entah kepentingan ideologis atau
pragmatis.
Ketiga, media menjadi pengarah conflict resolution, yakni media
menjadi mediator dengan menampilkan isu dari berbagi perspektif serta
mengarahkan pihak-pihak yang bertikai pada penyelesaian konflik
(Stanley, 2001)
Akan
tetapi, di tengah banyak pilihan ragam dan jenis media yang dapat
dipergunakan
oleh masyarakat, tentunya tak mudah mengharapkan media bisa memainkan
perannya
dengan optimal. Apalagi dalam peran sebagai conflict resolution yang
bisa menjadi
mitra dalam kegiatan kampanye publik pemerintah.
Harus
diakui, di masa sekarang sulit mencapai kondisi ideal semacam itu.
Kendati
ditinjau dari ilmu komunikasi, keberpihakan media bukanlah sebuah
kesalahan
akan tetapi media massa yang memihak akan sulit tumbuh menjadi alat
kontrol
sosial yang objektif. Makanya tidak aneh, jika berita-berita yang muncul
di
satu media berbeda dengan media lainnya. Ini lebih karena
pilihan-pilihan
tersebut. Andai pilihan-pilihan tersebut sama, perbedaan pun masih
mungkin lantaran
perbedaan dalam memilih sudut pandang (angle) (Siahaan, 2001).
Tentu
dibutuhkan pendekatan terhadap media yang lebih cerdas dan tepat dalam
melihat
kondisi yang ada. Bila dalam pemberitaan media berita terdapat kesalahan
baik
kutipan atau penyimpangan fakta, siapapun yang dirugikan masih bisa
segera
bertindak. Caranya adalah berbicara langsung kepada wartawan atau
editornya,
tampilkan fakta sebenarnya, minta kesalahan ditarik atau dikoreksi.
Selain
pendekatan media, pemerintah perlu mengembangkan sebuah pendekatan yang
komprehensif agar arus informasi yang ada di kalangan masyarakat tidak
melahirkan konflik ataupun merugikan kepentingan masyarakat. Disinilah
pentingnya komunikasi publik untuk mengembangkan saling pengertian,
kerjasama
dan sinergi yang positif antara berbagai pihak yang berkepentingan dalam
isu tertentu.
Persoalan
yang oleh lembaga pemerintah adalah persoalan dunia komunikasi
sebenarnya,
masalah sharing of information, oleh karena dibutuhkan beragam terobosan
yang
cerdas dan tepat. Hal paling krusial yang dihadapai di lapangan adalah
jurang kesenjangan antara tuntutan dan harapan masyarakat yang amat
tinggi,
dengan kemampuan pemerintah yang terbatas dalam menyediakan informasi
atau
membangun opini publik yang baik (untuk mengimbangi opini publik yang
biasanya
dikembangkan oleh kalangan pers).
Dibutuhkan
pendekatan yang mempertimbangkan beragam aspek yang bersinggungan,
misalnya
aspek-aspek pemasaran (marketing dalam arti luas), manajemen,
periklanan,
komunikasi pribadi, psikologi, antropologi; guna menyediakan informasi
yang
dibutuhkan oleh publik atau informasi publik. Kegiatan pemasaran sosial
yang
dilakukan lembaga pemerintah idealnya harus bisa “memaksa” target
khalayaknya
untuk mengubah keyakinan, nilai, sikap yang selama ini telah tertanam di
dalam
dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan yang terintegrasi,
dukungan
teknologi komunikasi yang maju dan ketrampilan pemasaran. Tanpa itu
semua, pemasaran sosial yang dilakukan tidak akan menjadi komunikasi
yang
efektif bagi sasarannya.